Rabu, 25 November 2015

Tips Mengemudi Mobil Bertransmisi Otomatis (Matik) di Tanjakan



 Jakarta -Mobil dengan transmisi otomatis, atau lebih dikenal juga dengan mobil bertransmisi otomatis atau sering disebut mobil matik saja, mulai marak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan, tingkat penjualannya setiap tahun selalu meningkat.

Alasan utama mengapa mobil matik mulai laris digunakan adalah soal kepraktisannya dalam dikendarai, apalagi untuk di jalanan perkotaan yang sering macet. Jika menggunakan mobil bertransmisi manual ketika sedang macet, tentu saja kaki akan cepat pegal karena sering menginjak kopling.

Sementara itu, mobil matik tidak memiliki pedal kopling sehingga kaki kiri Anda tidak pegal, bahkan lebih leluasa karena tidak bekerja.

Sayangnya, tidak semua orang mengerti cara menggunakan mobil matik. Bagi pengendara mobil manual pun terkadang suka menolak jika disuruh untuk mengemudikan mobil matik karena tidak tahu cara kerjanya, terutama mengenai transmisinya.

Karena itulah produsen mobil selalu menyertakan manual penggunaan mobil matik. Padahal, untuk mengerti cara mengendarai mobil matik, Anda tinggal mengetahui arti simbol-simbol yang ada di tuas persneling, yakni “N” untuk posisi netral, “P” untuk posisi sedang parkir, “R” artinya reverse atau mobil melaju mundur, serta “D” untuk kondisi mobil melaju ke depan.

Jika ingin berkendara, Anda tinggal memasukkan ke posisi “D” dan Anda tinggal menginjak gas. Bahkan, tanpa menginjak gas pun mobil dapat melaju sendiri. Karena itulah Anda harus selalu menginjak rem ketika akan memindahkan posisi transmisi.

Untuk posisi “D” sendiri di beberapa mobil dilambangkan dengan “D3”. Yang jadi pertanyaan dan suka membingungkan adalah keberadaan lambang “2” dan “L” di bawah posisi “D” atau “D3”. Pada beberapa mobil lambang “L” menggunakan lambang “1”.

Berikut ini perbedaan ketiganya:
  • Secara garis besar, posisi “D” atau “D3” digunakan untuk jalanan biasa yang mendatar. Untuk jalanan yang sedikit menanjak pun, seperti di fly over”, posisi “D” ini masih bisa digunakan. Akan tetapi, bila jalanan tidak terlalu menanjak dan Anda tidak memiliki ancang-ancang, posisi “D” akan terlalu berat untuk digunakan, meskipun masih memungkinkan.
  • Posisi “2” digunakan untuk jalanan yang agak menanjak. Jika mobil Anda terasa berat ketika menanjak dan menggunakan posisi “D” atau “D3”, Anda bisa langsung beralih ke posisi “2”. Tak hanya ketika menanjak, posisi “2” juga dapat Anda gunakan ketika Anda berkendara dengan banyak penumpang dan membawa banyak barang.
  • Posisi “1” atau “L” ibaratnya gigi 1 pada mobil manual. Posisi ini digunakan untuk tanjakan yang sangat curam atau ketika terjebak macet dan berjalan merayap di tanjakan.

Selain berguna untuk menanjak, ketiga jenis posisi tersebut juga dapat digunakan untuk membantu pengereman ketika jalanan menurun, yakni menggunakan fungsi engine braking sehingga Anda tidak terlalu sering menginjak rem.

Yang perlu diperhatikan adalah ketika akan berpindah dari posisi “D” ke posisi “2” atau “1” ketika mobil sedang melaju, Anda tidak boleh menginjak rem terlalu dalam, bahkan tidak perlu menginjak rem sama sekali, tapi Anda harus menekan tombol yang ada di tuas persneling untuk dapat memindahkan gigi.

Bagi yang sudah mahir menguasai sistem transmisi pada mobil matik, mengendarai mobil matik jadi lebih mudah dan menyenangkan.

Jika sudah mahir, Anda dapat mulai berkendara dari posisi “1” atau “L”, lalu secara bertahap pindah ke posisi “2”, dan terakhir adalah posisi “D” atau “D3”. Dengan begitu akselerasi mobil matik jadi lebih bertahap, hampir sama ketika sedang mengendarai mobil manual.

copas dari : http://oto.detik.com/read/2015/03/21/131952/2865572/1596/tips-mengemudi-mobil-bertransmisi-otomatis-di-tanjakan 

 
Cetak | Percetakan | Design by Cetak Murah | Percetakan Murah - Percetakan Murah Jakarta | Partnership byMobil Indonesia